Rabu, 28 September 2016

Orangutan Terancam Punah Butuh Aksi Bukan Basa-Basi


[Orangutan], sejenis hewan primata yang saat ini semakin mendekati kepunahan. Bagi sebagian orang, orangutan hanya sekedar orangutan yang entah bagaimana perkembangannya, tidak ada yang peduli. Sekadar bernostalgia, gambar orangutan ini pernah terpampang dalam lembaran uang kertas lima ratus rupiah dan menjadi viral pada masanya dengan guyonan khasnya (hanya generasi 90-an yang pasti paham dengan guyonan ini). Lalu, bagaimana kabar orangutan sekarang? Ternyata, perkembangan mereka tidak berbanding lurus dengan kemajuan teknologi dewasa ini. Hal tersebut nampak pada ulasan beberapa berita terkait dengan perkembangbiakan orangutan.
Sumber: nationalgeographic.co.id
Sumber: nationalgeographic.co.id



Hanya dengan membaca headline berita tersebut saja sudah membuat miris, bagaimana nasib orangutan ke depannya?

Menelisik lebih jauh tentang orangutan, orangutan merupakan sejenis kera berukuran besar, memiliki lengan panjang dan berbulu cokelat lebat. Orangutan ini biasanya hidup di kawasan hutan tropis seperti yang ada di Indonesia, yaitu di daerah hutan Sumatra dan Borneo (Kalimantan). Ada dua jenis spesies orangutan di Indonesia, yaitu Pongo pygmaeus (Orangutan Borneo) dan Pongo Abelii (Orangutan Sumatra).
Orangutan mempunyai habitat hidup di hutan, baik itu hutan pada dataran rendah ataupun dataran tinggi.
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, spesies orangutan saat ini diperkirakan hanya sekitar 6.600 orangutan yang tersisa di wilayah Sumatra dan sekitar 54.500 di wilayah Kalimantan.
Oleh karena statusnya yang mendekati kepunahan, orangutan ditempatkan di habitat khusus yang terlindungi. Adalah Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Kalimantan Tengah yang menjadi rumah bagi sebagian besar orangutan di Kalimantan saat ini. Menampung ribuan orangutan dari berbagai spesies menjadikan Taman Nasional Tanjung Puting sebagai tempat konservasi orangutan terbesar di dunia.

Mengapa populasinya terancam?

Sungguh ironi memang, di tengah budaya masyarakat yang semakin maju, sebagian orang cenderung lebih apatis menyikapi keadaan lingkungan yang cukup memprihatinkan. Keberadaan orangutan ini misalnya. Ada dua faktor yang menjadi penyebab menipisnya populasi orangutan di dunia, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, meliputi siklus perkembangan orangutan yang berjalan cukup panjang yaitu delapan tahun sekali. Adapun faktor eksternalnya, meliputi keberadaan manusia dan lingkungan itu sendiri.
Pertumbuhan penduduk mendesak manusia untuk melakukan koversi lahan perkebunan dan pertanian demi memenuhi kebutuhan pangan dan mengejar keuntungan. Konversi lahan tidak jarang dilakukan dengan cara pembakaran hutan. Pembakaran hutan inilah yang menjadi ancaman bagi keberadaan orangutan. Lain lagi dengan si pemburu liar. Pemburu yang entah dari mana asalnya ini dengan gampangnya menangkap dan bahkan membunuh orangutan demi keuntungan atau koleksi hewan peliharaan semata. Tragis, bukan?
Sumber: Mongabay.co.id
Sumber: Mongabay.co.id




Memang, tidak semua orang tidak peduli lingkungan. Ada beberapa di antaranya yang benar-benar peduli akan kelestarian lingkungan. Maukah kamu menjadi bagian dari beberapa orang tersebut?

Bagaimana melestarikannya?

Menindaklanjuti permasalahan tersebut, berbagai upaya perlindungan terhadap keberadaan orangutan terus dilakukan. Dilansir dari www.republika.co.id, Pemerintah mengupayakan perlindungan orangutan melalui penandatanganan nota kesepahaman kerja sama terpadu untuk melindungi makhluk tersebut. Kerja sama tersebut tidak hanya membangun pusat rehabilitasi, namun juga mendukung tindakan penyelamatan, penegakan hukum, dan pendidikan masyarakat.
Selain upaya penyelamatan dari pemerintah, yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival Fondation) turut andil dalam pelestarian orangutan. Berbagai upaya pun mereka lakukan demi melestarikan si hewan primata ini.

Lalu bagaimana dengan kita? Apa yang telah kita sumbangkan untuk pelestarian orangutan sejauh ini?

Tidak semua orang berada dekat dengan daerah konservasi. Untuk yang berada dekat dengan daerah konservasi mungkin bisa secara langsung terjun membantu pelestarian si primata, namun tidak demikian bagi orang yang berada jauh dari lokasi. Menjalin kerja sama dengan yayasan orangutan Indonesia menjadi pilihan alternatif, di mana kamu dapat membantu meskipun tidak terjun secara langsung. Melalui BOSF  (Borneo Orangutan Survival Fondation), kamu dapat menyalurkan bantuan berupa donasi, adopsi orangutan, atau membantu penjualan marchandise orangutan. Hasil yang didapatkan akan disalurkan untuk perawatan dan rehabilitasi orangutan. Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan antara lain:
1.         melakukan penggalangan dana secara terbuka,
2.         mengadakan kegiatan yang berorientasi pada pelestarian orangutan, dan lain sebagainya
Apabila kamu ingin mengadakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan orangutan, kamu dapat terlebih dahulu berkonsultasi dengan yayasan tersebut di atas.

Saya ingin terjun langsung menangani orangutan!

Pun bisa apabila kamu lebih memilih mengambil bagian dalam perawatan orangutan secara langsung. Kunjungilah Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kalimantan Tengah. Ada beragam kegiatan yang dapat dilakukan di TNTP ini, seperti kegiatan lintas hutan, pengamatan satwa, dan kunjungan ke pusat rehabilitasi orangutan. Di TNTP tersebut, kamu dapat secara langsung melihat aktivitas orangutan di habitat aslinya. Jika kamu ingin melihat tempat perawatan orangutan yang baru dilahirkan, kamu dapat mengunjungi Camp Lakey. Terletak di tengah kawasan hutan primer, di sanalah bayi-bayi orangutan dirawat sampai berumur kurang lebih 3 tahun. Menarik, bukan?

Sumber: www.pegipegi.com

Selain TNTP, kamu juga dapat mengunjungi kawasan konservasi orangutan lainnya yaitu di Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Setali tiga uang dengan TNTP, di Samboja Lestari ini kamu dapat menimba ilmu tentang pelestarian orangutan. Sebenarnya, Kalimantan tidak hanya terkenal akan konservasi orangutannya, namun ada pula potensi wisata alam lainnya yang sangat sayang untuk dilewatkan. Tempat-tempat eksotis seperti Kepulauan Derawan, dan Danau Labuan Cermin dapat menjadi pilihan liburan setelah berkunjung ke TNTP ataupun Samboja Lestari. Sembari membantu melestarikan orangutan, refreshing dari kejenuhan aktivitas harian pun didapatkan. Tertarik? Ayo, mulailah catatan perjalananmu sendiri, selamatkan orangutan dan lingkungannya.

Berhentilah bersikap apatis hanya karena keberadaan mereka (orangutan) mungkin tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupan kita. Ingatlah suatu catatan perjalanan tidak dimulai dari saat kita sampai tujuan, namun saat kita mulai merencanakannya. Tindakan kita saat ini akan membawa banyak perubahan di masa depan. #Saveorangutan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar