[Orangutan],
sejenis hewan primata yang saat ini semakin mendekati kepunahan. Bagi sebagian
orang, orangutan hanya sekedar orangutan yang entah bagaimana perkembangannya,
tidak ada yang peduli. Sekadar bernostalgia, gambar
orangutan ini pernah terpampang dalam lembaran uang kertas lima ratus rupiah
dan menjadi viral pada masanya dengan guyonan
khasnya (hanya generasi 90-an yang pasti paham dengan guyonan ini). Lalu,
bagaimana kabar orangutan sekarang? Ternyata, perkembangan mereka tidak
berbanding lurus dengan kemajuan teknologi dewasa ini. Hal tersebut nampak pada
ulasan beberapa berita terkait dengan perkembangbiakan orangutan.
Sumber: nationalgeographic.co.id |
Sumber: nationalgeographic.co.id |
Hanya dengan membaca headline berita
tersebut saja sudah membuat miris, bagaimana nasib orangutan ke depannya?
Menelisik
lebih jauh tentang orangutan, orangutan merupakan sejenis kera
berukuran besar, memiliki lengan panjang dan berbulu cokelat lebat. Orangutan
ini biasanya hidup di kawasan hutan tropis seperti yang ada di Indonesia, yaitu
di daerah hutan Sumatra dan Borneo (Kalimantan). Ada dua jenis spesies
orangutan di Indonesia, yaitu Pongo
pygmaeus (Orangutan Borneo) dan Pongo
Abelii (Orangutan Sumatra).
Orangutan
mempunyai habitat hidup di hutan, baik itu hutan pada dataran rendah ataupun
dataran tinggi.
Menurut
data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia,
spesies orangutan saat ini diperkirakan hanya sekitar 6.600 orangutan yang
tersisa di wilayah Sumatra dan sekitar 54.500 di wilayah Kalimantan.
Oleh
karena statusnya yang mendekati kepunahan, orangutan ditempatkan di habitat
khusus yang terlindungi. Adalah Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP)
Kalimantan Tengah yang menjadi rumah bagi sebagian besar orangutan di
Kalimantan saat ini. Menampung ribuan orangutan dari berbagai spesies
menjadikan Taman Nasional Tanjung Puting sebagai tempat konservasi orangutan
terbesar di dunia.
Mengapa populasinya terancam?
Sungguh
ironi memang, di tengah budaya masyarakat yang semakin maju, sebagian orang
cenderung lebih apatis menyikapi keadaan lingkungan yang cukup memprihatinkan.
Keberadaan orangutan ini misalnya. Ada dua faktor yang menjadi penyebab
menipisnya populasi orangutan di dunia, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal, meliputi siklus perkembangan orangutan yang
berjalan cukup panjang yaitu delapan tahun sekali. Adapun faktor eksternalnya,
meliputi keberadaan manusia dan lingkungan itu sendiri.
Pertumbuhan
penduduk mendesak manusia untuk melakukan
koversi lahan perkebunan dan pertanian demi memenuhi kebutuhan pangan dan
mengejar keuntungan. Konversi lahan tidak jarang dilakukan dengan cara
pembakaran hutan. Pembakaran hutan inilah yang menjadi ancaman bagi keberadaan
orangutan. Lain lagi dengan si pemburu liar. Pemburu yang entah dari mana
asalnya ini dengan gampangnya menangkap dan bahkan membunuh orangutan demi
keuntungan atau koleksi hewan peliharaan semata. Tragis, bukan?
Sumber: Mongabay.co.id |
Sumber: Mongabay.co.id |
Memang, tidak semua orang tidak
peduli lingkungan. Ada beberapa di antaranya yang benar-benar peduli
akan kelestarian lingkungan. Maukah kamu menjadi bagian dari beberapa orang
tersebut?
Bagaimana melestarikannya?
Menindaklanjuti
permasalahan tersebut, berbagai upaya perlindungan terhadap keberadaan
orangutan terus dilakukan. Dilansir dari www.republika.co.id,
Pemerintah mengupayakan perlindungan orangutan melalui penandatanganan nota
kesepahaman kerja sama terpadu untuk melindungi makhluk tersebut. Kerja sama
tersebut tidak hanya membangun pusat rehabilitasi, namun juga mendukung
tindakan penyelamatan, penegakan hukum, dan pendidikan masyarakat.
Selain
upaya penyelamatan dari pemerintah, yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival Fondation) turut andil dalam pelestarian
orangutan. Berbagai upaya pun mereka lakukan demi melestarikan si hewan primata
ini.
Lalu bagaimana dengan kita? Apa
yang telah kita sumbangkan untuk pelestarian orangutan sejauh ini?
Tidak
semua orang berada dekat dengan daerah konservasi. Untuk yang berada dekat
dengan daerah konservasi mungkin bisa secara langsung terjun membantu
pelestarian si primata, namun tidak demikian bagi orang yang berada jauh dari
lokasi. Menjalin kerja sama dengan yayasan orangutan Indonesia menjadi pilihan
alternatif, di mana kamu dapat membantu meskipun tidak terjun secara langsung.
Melalui BOSF (Borneo Orangutan Survival Fondation), kamu
dapat menyalurkan bantuan berupa donasi, adopsi orangutan, atau membantu
penjualan marchandise orangutan. Hasil
yang didapatkan akan disalurkan untuk perawatan dan rehabilitasi orangutan.
Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan antara lain:
1. melakukan penggalangan dana secara
terbuka,
2. mengadakan kegiatan yang berorientasi
pada pelestarian orangutan, dan lain sebagainya
Apabila
kamu ingin mengadakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan orangutan, kamu
dapat terlebih dahulu berkonsultasi dengan yayasan tersebut di atas.
Saya ingin terjun langsung menangani orangutan!
Pun
bisa apabila kamu lebih memilih mengambil bagian dalam perawatan orangutan
secara langsung. Kunjungilah Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kalimantan Tengah. Ada beragam kegiatan yang dapat
dilakukan di TNTP ini, seperti kegiatan lintas hutan, pengamatan satwa, dan
kunjungan ke pusat rehabilitasi orangutan. Di TNTP tersebut, kamu dapat secara
langsung melihat aktivitas orangutan di habitat aslinya. Jika kamu ingin
melihat tempat perawatan orangutan yang baru dilahirkan, kamu dapat mengunjungi
Camp Lakey. Terletak di tengah kawasan hutan primer, di sanalah bayi-bayi
orangutan dirawat sampai berumur kurang lebih 3 tahun. Menarik, bukan?
Sumber: www.pegipegi.com |
Selain TNTP, kamu
juga dapat mengunjungi kawasan konservasi orangutan lainnya yaitu di Samboja
Lestari, Kalimantan Timur. Setali tiga uang dengan TNTP, di Samboja Lestari ini
kamu dapat menimba ilmu tentang pelestarian orangutan. Sebenarnya, Kalimantan
tidak hanya terkenal akan konservasi orangutannya, namun ada pula potensi
wisata alam lainnya yang sangat sayang untuk dilewatkan. Tempat-tempat eksotis seperti Kepulauan Derawan, dan Danau Labuan Cermin dapat menjadi pilihan liburan setelah berkunjung ke TNTP ataupun Samboja
Lestari.
Sembari membantu melestarikan orangutan, refreshing dari kejenuhan aktivitas
harian pun didapatkan. Tertarik? Ayo, mulailah catatan perjalananmu
sendiri, selamatkan orangutan dan lingkungannya.
Berhentilah
bersikap apatis hanya karena keberadaan mereka (orangutan) mungkin tidak terlalu
berpengaruh dalam kehidupan kita. Ingatlah suatu catatan perjalanan tidak dimulai dari saat kita sampai tujuan, namun saat kita mulai merencanakannya. Tindakan kita saat ini akan
membawa banyak perubahan di masa depan. #Saveorangutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar